Manusia dan Keindahan
Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik,
elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keindahan
kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang
sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang
tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat
universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan
tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Apakah keindahan Itu ?
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu.
Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena
tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan
sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu
baru dapat dinikmati
jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan berkomunikasi
Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu
kualita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk
pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah “beauty”
(keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan
filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang dicampuradukkan saja.
Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
a. keindahan dalam arti luas
b. keindahan dalam arti estetis murni
c. keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan
Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani
dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut
tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles
merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan.
Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang
Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adapt
kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam
arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan
penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi
pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan
alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari
seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya.
Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya
menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa
keindahan dari bentuk dan warna.
Nilai estetik.
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa
pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai
sepertihalnya nilai
Ilmu Budaya Dasar Halaman 2 dari 5
moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang
berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian
keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis
yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam
jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang
dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai terbukti ketakbenarannya.
Tentang nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai
obyektif. Atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai
kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai instrinsik
dan nilai ekstrinsik. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu
benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (
instrumental/contributory) yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau
membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang
bersangkutan, atu sebagai sesuatu tujuan, atau demi kepentingan benda
itu sendiri. Sebagai contoh :
Puisi. Bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi baris, sajak, irama,
itu disebut nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan
kepada pembaca melalui (alat benda ) puisi itu disebut nilai instrinsik.
Tarian damarwulan Minakjonggo merupakan nilai ekstrinsik, sedang pesan
yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan
merupakan nilai instrinsik.
Apa sebab manusia menciptakan keindahan ?
1. Tata nilai yang telah usang
2. Kemerosotan zaman
3. Penderitaan Manusia
4. Keagungan Tuhan
Renungan
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu,
atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil
merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori
antara lain : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologis.
Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” (
seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama
bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika
menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah
filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan
bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama
dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh
melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang menghasilkan
gambaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud
pelbagai gambaran angan-angan seperti misalnya images warna, garis dan
kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya
tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalamam estetis
seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan. Seorang
tokoh lainnya adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni
aalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yagn seseorang telah
mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan
berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam
kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami
perasaan yang sama.
Teori Metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori
yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian
membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai
sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori).
Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide
pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Paa taraf yang lebih
rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan
mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan
mimemis (tiruan) dari ralita duniawi
Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut
hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan
metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan
bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah
sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk
terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari
keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang
dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer (
1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni adalah dorongan batin untuk
bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni
merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental
manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus
dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni
sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar